Virus Kawasaki

Anak tetangga yang udah seperti anak sendiri karena ikut ngasuh dari umur 1th. Namanya Cinta. Sekarang umurnya 3,5 tahun, sakit dengan gejala demam/panas. Karena ayahnya tugas di luar kota, si anak di bawa kontrol ke dokter spesialis anak (rawat jalan saja). Dari hari ke hari justru demamnya nggak turun2 dengan gejala bintik-bintik merah di badan, bibir, muka dan kaki, mirip seperti akan sakit campak. Terus kontrol lagi ke dokter spesialis anak lagi, dan akhirnya diopname di rumah sakit BSD. Setelah cek darah ternyata 100% sakit karena virus kawasaki. Detail tentang virus kawasaki terlampir di bawah.
Mohon doa nya ya, semoga si adek Cinta cepet sehat lagi soalnya sekarang kondisinya melemah. Buat yang sudah punya putra/putri agar tetep waspada atau lebih tanggap terhadap anak. Apabila anak demam, segera bawa ke rumah sakit. Buat yang belum berkeluarga, bisa buat pengalaman agar nanti kalo sudah berkeluarga juga waspada terhadap putra/putri nya.
Sakit karena virus kawasaki yang mematikan ini di indonesia jarang banget, dokter spesialisnya ada satu di RSCM namanya Dokter Najib. FYI, Biaya hanya untuk obatnya saja karena virus ini sangat mahal, obatnya apabila belum menjalar sampai jantung 40 Juta, tapi kalo misal sudah menjalar ke jantung biayanya 100 juta.

Detail tentang virus kawasaki sbb :
NAMA : Sindroma Kawasaki
DEFINISI : Sindroma Kawasaki (Sindroma Kelenjar Getah Bening Mukokutaneus, Poliarteritis Infantil) adalah suatu penyakit non-spesifik, tanpa agen infeksius tertentu, yang menyerang selaput lendir, kelenjar getah bening, lapisan pembuluh darah dan jantung.
PENYEBAB : Penyebabnya tidak diketahui. Sindroma Kawasaki pertama kali ditemukan di Jepang pada akhir tahun 1960. Penyakit ini menyerang anak berumur 2 bulan sampai 5 tahun dan 2 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
GEJALA : Gejalanya berupa:
  • Demam yang turun-naik, tetapi biasanya diatas 39^ Celsius, sifatnya menetap (lebih dari 5 hari) dan tidak memberikan respon terhadap asetaminofen maupun ibuprofen dalam dosis normal.
  • Rewel, tampak mengantuk.
  • Kadang timbul nyeri kram perut.
  • Ruam kulit di batang tubuh dan di sekeliling daerah yang tertutup popok.
  • Ruam pada selaput lendir (misalnya lapisan mulut dan vagina).
  • Tenggorokan tampak merah.
  • Bibir merah, kering dan pecah-pecah.
  • Lidah tampak merah (strawberry-red tongue).
  • Kedua mata menjadi merah, tanpa disertai keluarnya kotoran.
  • Telapak tangan dan telapak kaki tampak merah, tangan dan kaki membengkak.
  • Kulit pada jari tangan dan jari kaki mengelupas (pada hari ke 10-20).
  • Pembengkakan kelenjar getah bening leher.
  • Nyeri persendian (atralgia) dan pembengkakan, seringkali simetris (pada sisi tubuh kiri dan kanan).
KOMPLIKASI : Sekitar 5-20% penderita mengalami komplikasi jantung, yang biasanya timbul pada minggu ke 2-4. Peradangan arteri koroner (arteri yang membawa darah ke jantung) Aneurisma (pelebaran bagian dari arteri koroner). Perikarditis (peradangan kantung jantung). Miokarditis akut (peradangan otot jantung). Gagal jantung. Kematian otot jantung (infark miokardium).
Komplikasi lainnya: Ruam yang tidak biasa uveitis anterior, nyeri atau peradangan sendi (terutama sendi-sendi yang kecil), peradangan non-infeksius pada selaput otak (meningitis aseptik), peradangan kandung empedu dan Diare.
DIAGNOSA : Diagnosis ditegakkan jika terjadi demam selama lebih dari 5 hari dan ditemukan 4 dari 5 gambaran berikut:
Ruam kulit, Alat gerak (lengan dan tungkai ) merah dan membengkak, Mata merah, Perubahan pada bibir dan mulut, Pembengkakan kelenjar getah bening.
PEMERIKSAAN yang biasa dilakukan:
  • EKG dan ekokardiografi, bisa menunjukkan tanda-tanda dari miokarditis, perikarditis, artritis, meningitis aseptik atau vaskulitis koroner.
  • Hitung darah lengkap (menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih dan anemia (berkurangnya jumlah sel darah merah).
  • Pemeriksaan darah berikutnya menunjukkan peningkatan jumlah trombosit.
  • Rontgen dada, Analisa air kemih (bisa menunjukkan adanya nanah atau protein dalam air kemih).
PENGOBATAN : Pengobatan dini secara berarti dapat mengurangi resiko terjadinya kerusakan pada arteri koroner dan mempercepat pemulihan demam, ruam dan rasa tidak nyaman. Selama 1-4 hari diberikan immunoglobulin dosis tinggi melalui infus dan aspirin dosis tinggi melalui mulut. Setelah demam turun, biasanya aspirin dalam dosis yang lebih rendah diberikan selama beberapa bulan untuk mengurangi resiko kerusakan arteri koroner dan pembentukan bekuan darah. Dilakukan beberapa kali pemeriksaan EKG untuk mendeteksi adanya komplikasi jantung. Aneurisma yang besar diobati dengan aspirin dan obat anti pembekuan (misalnya; warfarin). Aneurisma yang kecil cukup diatasi dengan aspirin. Jika anak menderita influenza atau cacar air, untuk mengurangi resiko terjadinya sindroma Reye, sebaiknya untuk sementara waktu diberikan dipiridamol, bukan aspirin.
PROGNOSIS : Jika tidak terjadi komplikasi jantung, biasanya akan terjadi pemulihan sempurna. Sekitar 1-2% penderita meninggal, biasanya akibat komplikasi jantung; 50% di antaranya meninggal pada bulan pertama, 75% meninggal pada bulan kedua, 95% meninggal pada bulan keenam. Tetapi kematian bisa terjadi 10 tahun kemudian dan kadang secara tiba-tiba. Aneurisma yang kecil cenderung menghilang dalam waktu 1 tahun, tetapi arteri koroner tetap lemah sehingga beberapa tahun kemudian timbul kelainan jantung.

Comments