Kepada Anakku, Axelia



Kau tahu nak, siang itu Ibu tergolek lemah di atas meja para pemilik pisau bedah.
Mereka membuat Ibu terbujur kaku, tapi kesadaran Ibu masih utuh padamu.
Kau tahu nak, pikiran Ibu penuh kekhawatiran teramat sangat.
Seseorang mengajak Ibu berbincang untuk mengalihkan kecamuk dalam dada.
Kau tahu nak, kala itu mata Ibu lekat-lekat melihat kaca lampu sorot penerang kejadian itu.
Banyak darah tumpah, perut Ibu menganga dan kau berteriak pada dunia fana ini untuk pertama kalinya.
Kau tahu nak, tangis Ibu pecah sembari bersyukur pada Tuhan dengan begitu dalam.
Rapalan-rapalan doa Ayahmu, begitu juga Eyang-eyangmu menguatkan Ibu hingga kelahiranmu.
Kau tahu nak, Ibu akan selalu menjadi Ibumu, Ibu yang membawamu dalam perut selama 9 bulan 10 hari.
Tidak ada yang paling bahagia selain Ibu ketika melihat tangan dan kaki mungilmu benar-benar ada di depan mata.
Kau tahu nak, betapa besar kasih Ibu, meninggalkan banyak mimpi dan cita yang sedang Ibu rajut di negeri sana.
Namun, tidak pernah ada kata menyesal ketika memutuskan untuk melihatmu tumbuh besar dengan tangan Ibu sendiri.
Kau tahu nak, pertama kali kau tertawa kencang, Ayahmu begitu sumringah, wajahnya yang teduh begitu bersinar.
Ibu dan Ayah hanya berdua di tanah rantau ini, tapi kami memilih mengasuhmu, membesarkanmu, melindungimu, dan mendidikmu tanpa bantuan siapapun.
Kau tahu nak, beruntunglah kau, bersyukurlah kau masih ada Ibu dan Ayah yang akan terus menemanimu hingga kelak Tuhan memanggil kami.
Ibu akan terus merapalkan doa agar Tuhan selalu menyertaimu, akan selalu ada mantra-mantra baik menemani harimu.

Dari Ibumu yang masih belajar perihal menjadi Ibu.

Deehati

Mataram, 21122017

Comments

  1. Beda banget rupanya Dee pas panjang rambut...

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah meninggalkan jejak. Salam Cihuy~