Program Langit Biru, Untuk Kesehatan Paru-Paru

 

Semakin banyak yang menggaungkan penggunaan BBM  ramah lingkungan, dan hal tersebut kian menjadi tren hidup yang perlahan diterapkan di dunia. Tentunya untuk keberlangsungan  hidup yang lebih baik, penggunaan BBM ramah lingkungan juga sebagai bentuk dukungan pada program yang dicanangkan oleh pemerintah.

Ngobrolin tentang program pemerintah, sebenarnya Indonesia sejak tahun 1996 sudah mencanangkan Program Langit Biru dengan dasar hukum Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 tahun 1996. Program Langit Biru adalah suatu program pengendalian pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. Secara bertahap Program Langit Biru terencana dan terprogram, yang melibatkan banyak sektor, baik pemerintah, pelaku usaha dan juga masyarakat secara luas.

Untuk terus mendukung penggunaan BBM ramah lingkungan dan mensosialisasikan program Langit Biru, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berkolborasi dengan Kantor Berita Radio (KBR) melaksanakan webinar “Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru”. Acara yang dikemas dalam bentuk talkshow dan diskusi publik ini memang sangat berguna bagi saya pribadi. Karena jujur saja, saya juga baru tahu kalau pemerintah memiliki program bagus demi keberlangsungan hidup yang ramah lingkungan.



Dalam webinar yang dilaksanakan 18 Maret 2021, beberapa narasumber yang diundang banyak memberikan pemaparan yang cukup membuat saya melek, bahwa BBM ramah lingkungan memang sangat penting untuk digunakan dan diterapkan ke berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia. Karena bukan menjadi rahasia umum lagi, bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai penyumbang emisi karbon di dunia, yups saking banyaknya kendaraan yang masih menggunakan bahan bakar premium.

“Ketidaklayakan lingkungan dipengaruhi oleh ketidaklayakan emisi”, ungkap Deny Djukardi sebagai perwakilan dari Pertamina. Tentu saja, penggunaan BBM ramah lingkungan masih menjadi PR yang harus dikerjakan yang merupakan kebijakan dari pemerintah. Mengenalkan penggunaan BBM yang lebih, namun menyadari bahwa harga merupakan momok utama dari BBM ramah lingkungan yang masih susah diterima oleh masyarakat secara luas.

Menambahkan dari pernyataan tersebut, Faisal Basri sebagai pengamat ekonomi, meminta ketegasan dari pemerintah untuk menjalankan program langit biru agar bisa terealisasi secara merata. Masyarakat bisa menerima harga yang pantas untuk BBM ramah lingkungan, dan berharap pertamina mulai membenahi varian dari bahan bakar yang terlalu banyak dan membuat cost semakin membengkak.

            Diskusi publik tentang penggunaan BBM ramah lingkungan kemarin juga menyentil peran Ibu Rumah Tangga yang juga menjadi salah satu pemakai bahan bakar ketika menggunakan kendaraan bermotor. “The power of emak-emak itu perlu diperhitungkan untuk menggaungkan BBM ramah lingkungan”, ungkap Leoni Agustina, MC dari Lombok. Nah, iya banget nih. Untuk menyuarakan isu bagus ini harusnya mengemas dengan cara yang lebih canti lagi dan lebih diminati oleh masyarakat terutama Ibu Rumah Tangga.

            Tentu saja jika sudah ke ranah Ibu Rumah Tangga akan juga bersinggungan dengan keluarga terutama anak. Dengan adanya program langit biru tentang penggunaan BBM ramah lingkungan ini, menjadi kontribusi kebijakan pengendalian pencemaran udara kota terhadap penurunan penyakit pernafasan pada anak. Kebayang aja, semakin buruknya udara kita, semakin juga banyak penyakit pernafasan yang menjangkit terutama pada anak-anak.

            Program langit biru ini membutuhkan banyak dukungan dan peran yang lebih besar lagi dari pemerintah, pelaksana program dan masyarakat. Semoga lekas ditemukan formula sebagai solusi dari kebijakan pemerintah perihal harga yang masih menjadi PR besar pemerintah, program langit biru yang sudah berjalan selama 25 tahun ini akan segera terealisasi di Indonesia.

Comments